THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 21 Juli 2009

Porek NIan Cuy

I Love You Full Indonesia

Kembali Hidup Normal
Di tengah hiruk pikuk kasus Bom di Hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton, Jakarta, seorang Guru MTS (setingkat SMP) di Bojonegoro, senin (20/7) membuat tulisan cukup menyentil di halaman ini...
Di rubrik Gagasan, Amin Mustofa, nama sang guru itu, mengimbau agar masyarakat tidak terlena oleh kasus Bom di Jakarta. Sang guru mengajak agar masyarakat kembali memilliki perhatian pada proses pemilihan presiden yang belum tuntas.
imbauan itu mungkin tak ubahnya gonggongan anjing di malam hari. Namun, terlalu sayang untuk di abaikan begitu saja. Tampak-nya kita memang harus segera sadar diri. Selain kasus Bom tersebut, masih banyak persoalan yang harus kita pikirkan dan kita kerjakan.
Jika Amin mengingatkan soal proses pilpres yang belum tuntas, tentu itu hannya sebagian dari persoalan tersebut. persoalan yang lain masih banyak yang juga kompleks, rumit, dan membutuhkan perhatian kita semua.
inti-nya kita harus segera hidup normal lagi. Tentu ini bukan berartti kita menganggap kasus peledakan Bom di jakarta tidak penting. Persoalan tersebut sangat penting dan sangat serius. Aparat keamanan dan pemerintahan harus menuntaskan persoalan itu. Baik dari sisi penuntasan mengusut siapa yang bertindak biadap tersebut hingga penanganan terhadap orang-orang yang menjadi korban.
Bukan hannya itu, aparat keamanan dan pemerintahan harus mengukuhkan tekad bahwa peledakan bom kali ini adalah yang terakhir. Jangan dibiarkan bumi pertiwi ini dijadikan tempat pembantaian sesama oleh orang-orang yang kehilangan akal sehat-nya.
Karena itu, selain mengusut siapa yangmelakukan tindakan keji itu, aparat keamanan dan pemerintahan juga harus sungguh-sungguh memecahkan akar masalah yang bisa memicu terjadi-nya tindak torerisme. Jika selama ini banyak pihak yang menyakini bahwa akar masalah-nya adalah kesalahpahaman dalam beragama, kemiskinan, dan ketidakadilan, pemerintah harus berupaya memecahkan-nya.
Soal kesalahpahaman dalam beragama, pemerintah harus menugaskan Departemen Agama (Depag) untuk mencari formula agar kesalahpahaman itu bisa diluruskan. Pemerintah melalui otoritas yang memiliki harus memantau secermat mungkin potensi timbul-nya sikap radikalisme yang berkedok agama.
Demikian juga soal kemiskinan dan keadilan, pemerintah juga harus mengupayakan agar hal itu bisa dipecahkan. Bibit kesenjangan sosial yang kini mulai terlihat harus secepat-nya ditangani. Jangan hannya gara-gara ingin pertumbuhan terus melaju, aspek pemerataan dan keadilan sosial diabaikan......


by.....{mi2n Cute}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

È